您的当前位置:首页 > 知识 > Batas Wajar Bagi Kenakalan Anak, Apakah Ada? 正文
时间:2025-06-01 00:29:13 来源:网络整理 编辑:知识
Jakarta, CNN Indonesia-- Banyak orang yang menganggap bahwa nakal dan perilaku bully adalah dua hal quickq下载苹果
Banyak orang yang menganggap bahwa nakal dan perilaku bully adalah dua hal yang berbeda. Tapi, tak sedikit juga yang menganggapnya sama.
'Namanya juga anak-anak, wajar nakal sedikit'. Kalimat itu sering keluar saat kasus perundungan muncul, utamanya yang terjadi di lingkup sekolah. Perilaku bullydianggap wajar dan tak ubahnya kenakalan anak pada umumnya.
Dari sana, kita jadi bertanya-tanya, adakah batas wajar kenakalan anak? Bagaimana membedakan kenakalan biasa yang dianggap wajar oleh banyak orang dengan perilaku bully?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika yang dilakukan sudah mengganggu fisik orang lain, psikis anak lain, itu sudah kekerasan, sudah bullying," kata Aninda saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (14/11).
Jika sudah sampai memicu kekerasan, maka tak ada satu pihak pun yang berhak mewajarkannya sebagai kenakalan anak-anak pada umumnya. Semua pihak harus mengakui bahwa apa yang dilakukan si anak adalah kenakalan yang menjuru ke perilaku bullying.
"Batasan-batasannya harus fair, karena sebenarnya, ya, tidak wajar juga mewajarkan kenakalan anak," kata dia.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh konsultan psikologi anak dari Kancilku Bernadette Cindy Leo. Ia menyebut bahwa apa pun bentuknya, tak ada kenakalan yang wajar. Nakal sendiri merupakan perilaku yang kurang sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku di lingkungan tersebut.
Jadi, jika perilaku anak mulai tak sesuai dengan norma, maka sudah masuk ke dalam tahap tidak wajar. Apa pun bentuknya, lanjut Bernadette, mewajarkan kenakalan anak adalah hal yang salah.
![]() |
"Jadi orang dewasa sangat tidak pas kalau mewajarkan hal-hal yang tidak sesuai norma. Kan, yang membuat aturan orang dewasa. Ketika si anak berperilaku yang tidak sesuai, ya, harus disalahkan, diedukasi bahwa mereka salah," kata Bernadette saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Mentoleransi perilaku anak, terutama yang sudah menjurus ke arah bullying, bisa membuat anak merasa superior dan mendapatkan dukungan. Efeknya, lanjut Bernadette, mereka jadi tak merasa bersalah dan menganggap apa yang dilakukannya adalah benar, meski harus menyakiti teman-temannya.
Bernadette juga mengingatkan bahwa perilaku bullyingterjadi karena berbagai faktor. Mulai dari pola asuh orang tua, aturan dan batasan yang ditetapkan di lingkungannya, pertemanan, hingga paparan media sosial.
Namun ia menegaskan bahwa akar semuanya tetap berada di keluarga, utamanya orang tua. Pasalnya pola asuh orang tua akan membentuk karakteristik si anak.
Lihat Juga :![]() |
"Apakah anak ini jadi pem-bully, korban bully, atau justru bertindak normal dan baik-baik saja. Semua tergantung orang tua," ujar Bernadette.
Bullyingsendiri bukannya tidak bisa dihilangkan. Perilaku ini bisa dihilangkan tergantung pada konsekuensi yang diberikan terhadap pelaku. Bertindak tegas, baik itu orang tua, lingkungan sekitar hingga sekolah, adalah hal yang harus dilakukan.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua juga penting untuk dilakukan. Jika dibutuhkan, kerja sama dengan profesional seperti psikolog juga bisa membantu.
"Jadi bukan dibiarkan dan menggunakan kata nakal itu wajar, tapi harus ditangani. Libatkan ahli mulai dari konselor hingga psikolog agar tahu akar masalah perilaku bullyini munculnya dari mana," kata dia.
Turis Jepang Meninggal Usai Naik Bungee Jumping Setinggi 233 Meter2025-06-01 00:13
Chery Exeed Exlantix, Sedan Listrik Berbanderol Rp430 Juta dengan Daya Tempuh 710 Km2025-06-01 00:01
Underpass Manggarai Jadi Langganan Tawuran, Pemkot Dan Polres Jaksel Bakal Gelar Pertemuan2025-05-31 23:56
Dibantu Polda Metro Jaya, Polsek Taman Sari Putar Otak Ungkap Kasus Penembekan 2 Warga Di Pinangsia2025-05-31 23:51
9 Area Paling Kotor di Dapur dan Cara Tepat Membersihkannya2025-05-31 23:29
Respons Agresivitas China, Akademisi Imbau ASEAN Tingkatkan Persatuan2025-05-31 23:05
Kurir Narkoba Senilai Rp46,3 M yang Ditangkap Polda Riau Dapat Upah Rp140 Juta2025-05-31 22:32
INTIP: 5 Makanan yang Bisa Dikonsumsi agar Tulang Kuat2025-05-31 22:15
Store Zara di Tunisia Diserbu Pengunjuk Rasa Pro2025-05-31 22:13
Pelantikan Paus Leo XIV Simbol Harapan Baru Keadilan Ekonomi yang Diperjuangkan Koperasi2025-05-31 22:13
Stok Nvidia Menipis, Raksasa Teknologi China Mulai Beralih ke Chip Lokal2025-06-01 00:26
5 Air Rebusan untuk Redakan Sakit Kepala, Cenat2025-06-01 00:06
PHK Merebak, AXA Mandiri Malah Bidik Pasar Mikro2025-06-01 00:04
Begini Tampilan Desain Baru Paspor Indonesia Warna Merah2025-05-31 23:55
Saran Psikiater saat Menghadapi Orang dengan Suicidal Thought2025-05-31 23:23
CCTV dan Sarapan Gratis, Anggota DPRD DKI Bang Lukman Sayangkan Program Pram2025-05-31 23:18
Begini Tampilan Desain Baru Paspor Indonesia Warna Merah2025-05-31 23:04
Hasnaeni 'Wanita Emas' Histeris Ditahan Kejagung, Tersangka Perkara Korupsi Waskita Beton Precast2025-05-31 22:44
Pesan Sidang Tanwir PP Pemuda Muhammadiyah, Pemuda RI Harus Melek Politik2025-05-31 22:14
Pemprov DKI: Jika Ada Perusahaan Tidak Bayar BPJS Ketenagakerjaan, Laporkan!2025-05-31 21:53